Jakpro Butuh Tambahan Penyertaan Modal
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membutuhkan tambahan modal untuk merampungkan pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT), Velodrome dan Equistrian Park. Untuk itu anggaran dana penyertaan modal pemerintah (PMP) diminta ditambah.
Untuk 2017 ini minimum Rp 1,95 triliun. Harapannya ditambah Rp 1 triliun lagi sehingga total Rp 2,95 triliun
Direktur Utama PT Jakpro, Satya Heragandhi mengatakan, pada 2016 lalu pihaknya menerima PMP sebesar Rp 1 triliun. Dana itu seluruhnya sudah habis terserap untuk melakukan down payment (DP) pelanjutan proyek yang sedang berjalan.
"Bahkan serapannya mencapai Rp 1,2 triliun. Untuk 2017 ini minimum Rp 1,95 triliun. Harapannya ditambah Rp 1 triliun lagi sehingga total Rp 2,95 triliun," katanya, Selasa (17/1).
PT Jakpro Gandeng Finlandia Bangun ITF SunterDijelaskan Satya, di APBD Perubahan 2017 pihaknya akan mengajukan tambahan PMP. Sebab, secara keseluruhan kebutuhan pembangunan tiga proyek strategis itu membutuhkan sekitar Rp 6,8 triliun, dengan alokasi terbesar pembangunan LRT lebih dari Rp 5 triliun.
"Kebutuhan kita untuk pembayaran tahun depan sebesar Rp 2 triliun
," tuturnya.Sebagai alternatif, Satya mengaku akan menyiapkan langkah aksi kooperasi peminjaman. Sebagai gambaran, dengan nilai aset yang dimiliki Rp 7-10 triliun, pihaknya bisa melakukan peminjaman dari perbankan hingga Rp 20 triliun.
"Karena kita perlu menjaga agar pelaksanaan proyek di 2017 dan 2018 tidak terkendala. Kita akan lihat dari market mana yang paling murah," ujarnya.
Sementar itu Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono membenarkan bahwa pihak Jakpro membutuhkan tambahan modal untuk menyelesaikan tiga proyek strategis tersebut. Nantinya, kebutuhan modal akan diusulkan melalui APBD Perubahan 2017 dan APBD tahun mendatang.
"Atau melalui aksi koorporat. Bagi perusahaan, saya kira aksi kooporat merupakan hal yang biasa," tandasnya.